Rahasia

March 27, 2019 0 Comments A+ a-


Katamu, dunia ini dipenuhi dengan kerahasiaan, bahkan setiap orang di dunia ini memiliki rahasianya masing-masing. Rahasia yang tersembunyi di lubuk hatinya dan hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Kita tidak berhak mengetahuinya, karena itu adalah rahasia. Bayangkan, berapa banyak rahasia yang kita tidak ketahui di dunia ini? Jutaan? Milyaran? Bahkan dunia ini juga misterius.

Begitu juga denganmu. Katamu, kamu adalah makhluk yang paling sederhana, tidak neko-neko dan apa adanya. Namun nyatanya? Sebaliknya. Aku mengira kamu adalah makluk ter-misterius yang pernah ku ketahui, terlalu tertutup, dan membingungkan.


Seperti sore itu. Kamu berjanji bertemu denganku (lagi) untuk membahas berbagai hal yang kusebut rahasiamu. Di taman, tempat biasa kita bertemu. Aku senang, teramat senang, bahkan sampai-sampai aku datang terlalu awal agar kamu tidak menungguku, biar aku saja yang menunggu, karena aku tahu, kamu tidak suka menunggu.


Katamu menunggu itu membosankan. Kali ini kamu benar. Membosankan, namun bahkan menyakitkan, karena sesuatu yang kita tunggu tak kunjung datang. Hari semakin gelap, tanda malam akan berganti, namun kamu belum juga datang. Kukira kamu kembali berbohong untuk bertemu dan berbicara denganku. Entah sudah berapa kali kamu membuat janji dan kamu juga yang mengingkarinya.


Aku kecewa. Karena tidak sama dengan yang ku bayangkan. Aku seperti dibohongi dan dikhianati, atau aku yang terlalu berharap? Entahlah. Kamu terlalu abstrak dan tidak bisa kutebak, aku tidak bisa menerka-nerka lagi tentangmu, aku hanya kecewa. Itu saja. Dan aku ingin pulang.


Sejak saat itu, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Untuk apa? Untuk kembali dibohongi dengan janji-janjinya seperti dahulu? Atau untuk sekedar makan ice cream? Hei, lihatlah, aku bukan anak kecil lagi yang suka makan ice cream di taman. Lihatlah, aku sudah beranjak dewasa, umurku genap 19 tahun. Aku bahkan terlalu tua untuk menunggumu selama ini. Bodoh, memang, menunggu hal yang tidak pasti.


Namun sekarang aku tersadar, sesuatu yang aku tunggu tak kunjung datang, aku tidak ingin mengelak lagi, kalau mungkin kamu lupa, atau bahkan pura-pura lupa? Sudah cukup. Untuk apa lagi aku menunggu? 

Low maintenance Friendship

Aku tipikal orang yang kalau deket engga nanggung-nanggung, tapi kalau udah yaudah, kayak banyak temen yang di sekolah dulu deket banget, ta...