Senin, dan hari-hari yang berlalu

September 09, 2022 0 Comments A+ a-


Semoga harimu senin terus...

 

Seseorang pernah berkata demikian kepadaku. Aku menemukannya di dalam bus kota yang sesak. Hari itu di akhir bulan mei yang dingin, malam pukul tujuh lewat empat puluh lima menit. Sudah terbilang malam untukku yang jarang untuk keluar rumah kecuali ada urusan.

Hari itu juga hari senin yang panjang. Rasanya cape sekali, di kantor tugasku menumpuk sedang di rumah tugasku rebahan. Baiklah aku tak sabar untuk pulang batinku.

Dari halte tempat aku menunggu bus seperti biasa hanya butuh waktu sepuluh menit dengan berjalan kaki yang santai. Kemudian lima menit kemudian bus kota datang dan aku pun duduk disalah satu bangku bus yang berhadap-hadapan.

Di tengah perjalanan, seorang mas-mas yang duduk persis di hadapanku tiba-tiba berdiri. Ku kira ingin turun. Tapi dia malah mempersilahkan seorang ibu-ibu tua yang baru saja masuk untuk menggantikannya duduk.

Aku yang di depannya memperhatikannya secara terang-terangan, dan mas-mas yang memberikan tempat duduknya malah balik memperhatikanku.

Aneh!

Di sepanjang perjalanan mas-mas itu masih mencuri pandang kearahku dan terang-terang memperhatikanku. Bukan maksudku untuk geer, mungkin dia mengenaliku? Atau apakah aku mengenalinya?

Entahlah.

Sampai di halte pemberhentian ku, mas-mas itu juga terus memperhatikanku turun dari bus. Aneh rasanya diperhatikan seperti itu. Tapi habis itu aku pulang ke rumah dengan perasaan heran dan tersenyum-senyum. Rasanya hari senin tak lagi sama seperti hari-hari yang berlalu...

Tamat.

Low maintenance Friendship

Aku tipikal orang yang kalau deket engga nanggung-nanggung, tapi kalau udah yaudah, kayak banyak temen yang di sekolah dulu deket banget, ta...